![](https://relasidiri.com/wp-content/uploads/2024/01/DSC00271-1024x683.jpg)
![](https://relasidiri.com/wp-content/uploads/2024/01/DSC00342-1024x683.jpg)
![](https://relasidiri.com/wp-content/uploads/2024/01/DSC00057-1-1024x683.jpg)
![](https://relasidiri.com/wp-content/uploads/2024/01/DSC09983-683x1024.jpg)
![](https://relasidiri.com/wp-content/uploads/2024/01/DSC09998-683x1024.jpg)
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan dengan sengaja oleh sekelompok orang atau perseorangan secara berulang dan dalam jangka waktu tertentu kepada “korban” yang tidak bisa atau tidak punya kemampuan mempertahankan diri.Bullying (perundungan) berbeda dengan teasing (menggoda). Bullying bersifat disengaja, melibatkan ketidakseimbangan kuasa, berulang, dan intimidatif.
Sementara teasing dapat terjadi di antara teman bermain, setara, tidak berulang, dan akan berhenti jika diminta.Penyebab perilaku bullying beragam. Mulai dari emosi marah yang intens, rasa frustasi, balas dendam, kebutuhan akan “hiburan”, kebutuhan berkuasa, dan lain-lain.Dampak bullying pada korban pun bermacam-macam. Seseorang yang mengalami bullying bisa jadi mengalami emosi negatif yang intens (sedih, marah, cemas, malu), stres, rentan terhadap depresi, hingga dapat memicu keinginan mengakhiri hidup.Latihan membangun relasi yang sehat dapat dimulai sejak dini dengan berbagai cara, antara lain: mempelajari batasan yang sehat (healthy boundaries), “I” statement, jenis-jenis emosi, journaling, dan melatih self-care sejak usia muda.