Menyelami Serial Adolescence: Pembelajaran Psikologis tentang Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja

Bernardus Herdian Nugroho

Apr 4, 2025

Film serial Adolescence yang tayang di Netflix pada tahun 2025 ini bukan hanya menjadi tontonan viral, tetapi juga bahan refleksi mendalam tentang dunia remaja masa kini. Dengan pendekatan one-shot yang realistis dan alur yang mengguncang emosi, film ini membuka mata kita tentang kondisi kesehatan mental generasi muda yang semakin kompleks terutama dalam era dominasi media sosial.

Ketika Media Sosial Menjadi Ruang Penuh Tekanan

Dalam film ini, kita diajak mengikuti kisah sekelompok remaja laki-laki yang hidup dalam tekanan sosial, cyberbullying, pencarian jati diri, hingga dorongan untuk menunjukkan “kesempurnaan” di media sosial. Mereka bukan hanya berjuang untuk diterima secara sosial, tetapi juga untuk mengenali dan menerima diri mereka sendiri. Ini mencerminkan apa yang dialami remaja di dunia nyata: kebutuhan akan validasi digital yang sering mengorbankan kesehatan mental mereka.

Menurut laporan dari Harvard Business Review, penggunaan media sosial yang berlebihan berkorelasi dengan meningkatnya tingkat kecemasan dan depresi pada remaja【1】. Ini diperkuat oleh studi Gallup yang menyebutkan bahwa lebih dari 60% remaja merasa stres karena tekanan sosial online【2】.

Isolasi dan Krisis Identitas: Sebuah Realitas Baru

Salah satu kekuatan emosional dari Adolescence adalah bagaimana film ini menggambarkan keterasingan dan perasaan “terjebak” dalam dunia yang seolah-olah serba terkoneksi, tapi terasa kosong. Salah satu remaja dalam cerita digambarkan begitu kehilangan arah hingga membuat keputusan tragis, sebuah cerminan dari krisis identitas dan tekanan sosial yang kerap diabaikan.

The Guardian mencatat bahwa film ini adalah “drama yang paling menakutkan bagi para orang tua” karena menyentuh realitas yang selama ini sulit dibicarakan: bahwa remaja masa kini tumbuh dalam dunia yang penuh kebisingan, namun sangat kekurangan kehadiran dan pendampingan emosional【3】.

Relasi Diri dan Pentingnya Kesadaran Diri dalam Era Digital

Film ini memiliki benang merah yang kuat dengan konsep self-awareness dan self-development yang menjadi fokus di Relasi Diri Training & Consulting. Ketika remaja tidak memiliki ruang yang aman untuk mengenal dan mengembangkan dirinya, mereka akan mencari pelarian dalam dunia digital yang seringkali menyesatkan.

Di sinilah peran pendidikan emosional, pelatihan keterampilan sosial, dan pendampingan psikologis menjadi penting. Program seperti mental health literacy, digital detox training, hingga empathy-based coaching terbukti membantu individu baik remaja maupun dewasa untuk membangun relasi yang lebih sehat dengan dirinya sendiri dan orang lain【4】.

Mengatasi Krisis: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Dari serial Adolescence, kita belajar bahwa:

  • Self-awareness adalah pondasi penting untuk menjaga kesehatan mental.

  • Dukungan sosial dan komunikasi terbuka sangat dibutuhkan di era digital.

  • Pendidikan emosional di sekolah dan keluarga harus menjadi prioritas.

  • Platform pelatihan dan konseling seperti Relasi Diri bisa menjadi ruang pemulihan dan pemberdayaan psikologis.

Kesimpulan: Dari Cerita Fiksi ke Refleksi Nyata

Adolescence bukan sekadar tontonan, tetapi sebuah cermin bagi masyarakat modern. Ia mengingatkan kita bahwa di balik unggahan-unggahan media sosial yang glamor, ada banyak remaja yang merasa kesepian, tertekan, dan kehilangan arah. Perlu upaya bersama orang tua, pendidik, organisasi, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pertumbuhan mental mereka.

  1. Harvard Business Review (2023). "How Social Media Affects Teen Mental Health"

  2. Gallup (2022). “Youth Mental Health and Digital Habits”

  3. The Guardian (2025). "Adolescence: The Drama That Will Horrify All Parents"

  4. The Week (2025). "Adolescence and the Toxic Online World: What’s the Solution?"

  5. Netflix Tudum (2025). "Everything to Know About One-Shot Crime Drama Adolescence"

  6. ABC News (2025). "Let’s Talk About Netflix’s Adolescence"